Sunday, October 23, 2016

Tak Perlu Repot Rapikan Meja atau Kamarmu! Meja Amburadul Justru Jadi Inspirasi 8 Tokoh Sukses Ini!

Sebagian kamu mungkin akan langsung menjugde bahwa mereka yang meja kerjanya berantakan selaras dengan hasil kerjanya yang juga berantakan. Seperti pepatah Einstein di atas, jika meja yang berantakan adalah cerminan isi pikiran bertebaran tidak beraturan, lalu apa kiranya isi pikiran yang mejanya kosong melompong. Dibanding otak kosong, lebih baik banyak ide meski rada abstrak. Maka dari itu, jangan terlalu khawatir kalau kamu termasuk golongan yang selalu gagal menjaga kerapian ruang atau penampilan. Bukan berarti masa depanmu bakal berantakan juga.

Menariknya, justru banyak orang sukses yang bisa mendapat inspirasi untuk melahirkan karya-karya briliannya di meja yang berantakan. Ini nih 9 tokoh sukses yang karyanya sudah mendunia tapi meja kerjanya selalu porak-poranda.

Albert Einstein, si jenius penemu teori relativitas ini ternyata terbiasa bekerja di atas meja yang berantakan. Di atas meja yang dipenuhi dengan tumpukan kertas, buku, dan rumus-rumus itulah logika berpikir seorang Einstein makin terasah. Kertas-kertas yang berserakan di atas meja semakin menatangnya untuk melahirkan rumus fisika yang brilian. Mungkin akan lain ceritanya jika meja kerja seorang Einstein tertata rapi dan bersih, bisa jadi rumusan E = mc 2 tidak akan pernah ditemukan.

Jika memandangi foto Steve yang penampilannya nampak rapi dan pembawaannya yang tenang, kamu nggak akan menyangka kalau ia mampu bekerja di atas meja yang berantakan. Dari sini kita bisa mengambil simpulan bahwa mereka yang mampu bekerja di atas meja yang berantakan tak berarti tergolong pribadi yang ceroboh (grasak-grusuk).
Kamu bisa melihatnya dari seorang Jobs yang nyatanya punya kecerdasan emosi di atas rata-rata. Hal tersebut nampak dari pembawaannya yang tenang dan bagaimana ia mampu menghasilkan keputusan yang brilian berkaitan perusahaannya di atas meja kerja yang berantakan.

Founder Facebook ini juga tergolong orang sukses yang meja kerjanya berantakan. Keadaan meja yang terlihat kacau itu justru menginspirasi Mark untuk melahirkan keputusan yang mampu membuat Facebook makin berkembang. Sebab meja yang berantakan membuat seseorang makin tertantang untuk menyelesaikan pekerjaanya. Inilah bentuk keasyikannya. Berbeda dengan meja yang terlalu rapi yang membuatmu jadi takut untuk berkreasi dan cenderung bekerja dengan kaku. Kaku dalam artian terlalu setia pada aturan.

Salah satu karya Dahl yang terkenal dan ditransformasikan dalam bentuk film adalah Charlie And The Chocolate Factory. Meja kerja Dahl tidak seperti meja kerja pada umumnya. Agaknya Dahl menemukan banyak inspirasi ketika menulis di sebuah sofa berukuran single yang digabungkan dengan sebuah papan kayu sebagai alas untuknya menulis. Mungkin akan lain ceritanya jika Dahl menulis di atas meja kerja yang terlalu rapi dan formal, bisa jadi karya-karyanya tak akan mungkin mengimajinasi para pembacanya. Karena dari meja kerja Dahl yang unik itulah ia mampu melahirkan cerita anak yang merangsang imajinasi pembacanya.

Twain yang tenar dengan karyanya yang berjudul The Adventures of Huckleberry Finn ini juga seperti halnya Dahl, bekerja di atas meja yang berantakan. Tumpukan buku dan kertas-kertas yang berserakan di atas meja kerjanya bukan merupakan hal yang mengganggu konsentrasi Twain dalam menulis. Jika ditelaah dari salah satu kutipan terkenalnya di atas, Twain sepertinya berpikir bahwa merapikan meja terlebih dahulu hanya merupakan waktu yang terbuang sia-sia. Keberanian untuk memulai adalah prinsip penting bagi Twain. Jadi begitu di meja ya dia akan langsung menulis, tanpa memedulikan kondisi mejanya yang berantakan.